Jakarta, FLASHBERITA – BNPB melaporkan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara kini mencapai 442 orang, dengan 402 lainnya masih dalam pencarian. “Berdasarkan data sementara, total korban meninggal dunia tercatat 442 jiwa, dan 402 jiwa tersebut masih dinyatakan hilang,” tulis BNPB pada Senin (1/12/2025).
Data tersebut dikumpulkan hingga Minggu (30/11) malam. BNPB bersama pihak terkait terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang. Berikut rincian jumlah korban di tiap provinsi:
Di Sumatera Utara, tercatat 217 orang meninggal setelah tim SAR menemukan kembali korban yang sebelumnya dinyatakan hilang. Korban tersebar di berbagai daerah, antara lain Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Pakpak Barat, Kota Padang Sidempuan, Deli Serdang, dan Nias.
Kemudian untuk korban hilang juga mengalami peningkatan menjadi 209 orang setelah banyak yang melaporkan kehilangan keluarga kepada petugas di tiap-tiap posko daerah.
“Di Sumatra Utara, tercatat 217 korban meninggal dan 209 orang masih dinyatakan hilang,” kata Suharyanto.
Sementara itu, pengungsi tersebar di berbagai lokasi, antara lain 3.600 orang di Tapanuli Utara, 1.659 orang di Tapanuli Tengah, 4.661 orang di Tapanuli Selatan, 4.456 orang di Kota Sibolga, 2.200 orang di Humbang Hasundutan, dan 1.378 orang di Mandailing Natal.
Akses darat di beberapa kabupaten masih terputus akibat longsor dan kerusakan jembatan. Di Tapanuli Utara, jalan Tarutung-Sibolga terputus di sejumlah titik dan sejumlah desa di Parmonangan dan Adiankoting masih belum dapat dijangkau dengan total lebih dari 12.000 jiwa terdampak.
“Untuk Tarutung-Sibolga ini masih normalisasi. Yang bisa ditembus alat berat ini 40 kilometer,” kata Suharyanto.
Di Mandailing Natal, jalur Singkuang-Tabuyung serta ruas Batang Natal-Muara Batang Gadis terputus pada beberapa titik sehingga sejumlah kecamatan terisolasi. Di Tapanuli Tengah, pembersihan material longsor terus dilakukan pada ruas jalan nasional Sibolga-Padang Sidempuan, Sibolga-Tarutung, serta jembatan yang rusak di beberapa titik.
Aceh
Di Provinsi Aceh, hingga sore ini tercatat 96 orang meninggal dan 75 orang masih hilang. Korban tersebar di Bener Meriah, Aceh Tengah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tenggara, Aceh Utara, Aceh Timur, Lhokseumawe, Gayo Lues, Subulussalam, dan Nagan Raya. Jumlah pengungsi mencapai 62.000 kepala keluarga di berbagai kabupaten dan kota.
“Aceh korban jiwa meninggal dunia menjadi 96, hilang 75 jiwa. Ini ada di 11 kabupaten/kota,” jelas Kepala BNPB.
Sumatera Barat
Di Sumatera Barat, tercatat 129 orang meninggal, 118 hilang, dan 16 mengalami luka-luka. Korban tersebar di Kabupaten Agam, Kota Padang Panjang, Kota Padang, Padang Pariaman, Tanah Datar, Pasaman Barat, Pasaman, Solok, Kota Solok, dan Pesisir Selatan. Jumlah pengungsi mencapai 11.820 kepala keluarga atau 77.918 jiwa, dengan konsentrasi terbesar berada di Kota Padang dan Kabupaten Pesisir Selatan.
“Ini korban jiwa meninggal dunia 129, kemudian yang hilang 118 dan 16 luka-luka,” ungkap Suharyanto.
Arahan Presiden Prabowo
Menko PMK Pratikno menyampaikan arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penanganan bencana di Sumatera. Menurut Pratikno, Presiden memerintahkan seluruh kekuatan nasional untuk dikerahkan menangani banjir di ketiga provinsi tersebut.
“Pratikno mengatakan bahwa Presiden memerintahkan seluruh kekuatan nasional untuk dikerahkan agar penanganan darurat bisa berlangsung secepat mungkin. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi evakuasi, pendistribusian logistik, perlindungan pengungsi, pengerahan tenaga medis, pemulihan infrastruktur, transportasi, dan komunikasi, serta pengawalan langsung di lapangan. Pernyataan ini disampaikannya saat memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Bencana bersama Kepala BNPB, jajaran TNI-Polri, dan Pemprov Sumatera Utara di Bandar Udara Silangit, Tapanuli Utara, Minggu (30/11).
Pratikno menyampaikan bahwa pemerintah telah menyalurkan bantuan, termasuk pemulihan layanan komunikasi, di wilayah terdampak Aceh, Sumut, dan Sumbar. Ia menambahkan bahwa proses evakuasi juga dipercepat.
“Tadi sudah dilaporkan, pemberian logistik terus mengalir dari pemerintah maupun lembaga non-pemerintah. Di beberapa titik akan terus bertambah dan akan terus didistribusikan. Jadi ini seluruh kekuatan nasional dikerahkan untuk mempercepat tanggap darurat dan segera memulihkan semuanya,” jelasnya.
Pemerintah menyiapkan skenario rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Pratikno menegaskan pemerintah juga tetap akan berfokus ke penanganan tanggap darurat.
“Di saat yang sama kami juga menyiapkan skenario untuk pemulihan. Rehabilitasi dan rekonstruksi. Tentu saja kita fokus ke tanggap darurat, tapi tahapan skenario rehabilitasi, rekonstruksi, kita siagakan,” tuturnya.
Pemerintah kini tengah melakukan percepatan penyediaan hunian sementara bagi warga yang kehilangan tempat tinggal. Pratikno menyebutkan pemerintah akan melakukan percepatan penanganan darurat di lapangan.
“Ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan. Saya sudah diskusi dengan Menko Infrastruktur tentang bagaimana pemulihan secara cepat bisa dilakukan termasuk untuk hunian sementara,” ujarnya.
“Kita akan dukung bagaimana resources dikerahkan. Tapi tentu saja bukan hanya pengerahan sumber daya, tapi bagaimana sinergis di lapangan,” tambahnya.




